Hamzah Washal: Pembahasan yang Sedikit Rumit

hamzah washal

Hamzah Washal – Dalam Bahasa Arab, ada sebuah kaidah yang menyatakan bahwa ucapan dalam Bahasa Arab tidak dimulai dengan sukun dan tidak diakhiri dengan harakat.

Sehingga berdasarkan kaidah ini, ucapan atau kata dalam Bahasa Arab itu selalu didahului dengan huruf berharakat dan di akhiri dengan huruf yang disukun.

Oleh karena itu, tidak mungkin ucapan dalam Bahasa Arab didahului dengan sukun, karena tidak akan mungkin bisa diucapkan.

Maka, apabila ada suatu kata yang didahului dengan sukun, akan diberi huruf tambahan yaitu hamzah yang disebut dengan hamzah washal.

Pengertian Hamzah Washal

Hamzah Washal adalah “hamzah yang terletak di awal kata (hamzah washal berbentuk alif) tidak dibaca jika didahului kata atau huruf lain dan dibaca jika diawali dengan kata tersebut”.

Contoh:

hamzah washal

Keterangan:

Yang diberi warna merah adalah hamzah washal, sedangkan yang diberi warna hijau adalah tanda sukun.

Apabila hamzal washal tidak didahului huruf atau kata lain, hamzah washal dibaca. Sehingga kata sebelah kanan dibaca; Alquran

Sedangkah hamzah washal pada kata sebelahnya tidak dibaca, karena didahului huruf wau.

Catatan:

Dalam mushaf Alquran standar Madinah, hamzah washal diberi tanda kepala shad. Bagi yang belum terbiasa menggunakan Alquran standar Madinah, akan mengira itu adalah dhammah.

Sedangkan dalam Alquran Standar Indonesia tidak diberi tanda apapun.

Sebab Penamaan

Sebagaimana disebutkan di awal bahwa hamzah washal adalah hamzah tambahan.

Dan disebut sebagai hamzah washal karena hamzah ini adalah hamzah penghubung agar sukun yang terdapat di awal kata bisa diucapkan.

Karena tanpa hamzah washal, suatu kata yang didahului sukun tidak akan bisa diucapkan. Sebagaimana yang disebutkan dalam kaidah, yang intinya adalah suatu kata yang didahului sukun tidak akan bisa diucapkan.

Oleh karena itu, dibutuhkan huruf tambahan sebagai penghubung, yaitu huruf hamzah yang disebut dengan hamzah washal.

Letak Hamzah Washal

Hamzah washal terdapat pada:

Fi’il (kata kerja), yaitu kata kerja bentuk lampau [fi’il madzi]. Contoh:

{وَإِذِ ٱسْتَسْقَى مُوسَى لِقَوْمِهِ}

dan kata kerja perintah [fi’il amr] . Contoh:

{ٱذْهَبْ بِكِتَابِي هَذَا فَأَلْقِهْ إِلَيْهِمْ}

isim (kata benda). Contoh:

{وَمَا كَانَ ٱسْتِغْفَارُ إِبْرَاهِيمَ لأَبِيهِ}

Harf (huruf). Hamzah washal yang terdapat pada huruf hanya ada pada “lam ta’rif”. Contoh:

{وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ دَائِبَيْنِ}

Catatan:

Hamzah washal selalu terletak di awal kata [bukan di tengah atau di akhir].

Cara Membaca Hamzah Washal

Sebagaimana yang sudah disebutkan di awal, bahwa hamzah washal tidak dibaca jika didahului huruf atau kata yang lain. Dan hamzah dibaca jika didahului dengan kata tersebut.

Yang perlu pembaca ketahui adalah hamzah washal tidak diberi harakat pada Mushaf Standar Madinah dan agak sulit membaca hamzah washal karena dibaca dengan harakat yang berbeda-beda.

Berikut cara membaca hamzah washal:

Selalu dibaca fathah jika terdapat pada huruf. Contoh:

{ اَلشَّمْسَ، اَلْقَمَرَ }

 Selalu di baca dhammah pada fi’il (kata kerja) yang huruf ketiganya adalah dhammah. Contoh:

{ٱدْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ} dibaca {اُدْعُ}

Dan sisanya dibaca kasrah [pada isim dan pada fi’il (kata kerja) yang huruf ketiganya bukan dhammah). Contoh:

Fi’il (kata kerja) yang huruf ketiganya bukan dhammah

{ اِسْتَسْقَى }

{اِذْهَبْ }

isim (kata benda

{ اِسْتِغْفَارُ }

Cara Membaca Tanwin Bertemu Hamzah Washal

Apabila ada tanwin bertemu dengan hamzah washal, tanwin diubah menjadi nun yang dibaca kasrah.

{ خَيْراً ٱلْوَصِيَّةُ } dibaca { خَيْرَ نِ ٱلْوَصِيَّةُ }

{ قَرْيَةٍ ٱسْتَطْعَمَا } dibaca { قَرْيَةِ نِ  ٱسْتَطْعَمَا }

Hamzah Qatha

Yaitu hamzah yang selalu dibaca, baik didahului dengan kata atau huruf lain, maupun dimulai dari kata tersebut. Contoh:

{وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي}

{إِنِّي أُشْهِدُ اللَّهَ وَٱشْهَدُواْ أَنِّي بَرِيءٌ مِّمَّا تُشْرِكُونَ (54) مِن دُونِهِ}

Catatan:

Hamzah qatha tidak selalu terletak di awal kata, terkadang di tengah dan terkadang pula di akhir.

Letak Hamzah Qatha Pada Suatu Kata

Berbeda dengan hamzah washal yang selalu berada di awal, hamzah qatha bisa terletak di awal, tengah atau akhir dari suatu kata.

Terletak di awal kata. Contoh:

{أَعْطَيْنَاكَ} {أُوتُوا}

Terletak di tengah kata. Contoh:

{سُئِلَتْ} {ٱلْمَوْءُودَةُ}

Terletak di akhir kata. Contoh:

{جَاءَ} {قُرُوءٍ}  {يَسْتَهْزِئُ}  {إِنْ نَشَأْ}

Semoga pembahasan hamzah washal dan hamzah qatha ini, bisa menambah pengetahuan pembaca sekalian. Wallahu a’lam

Baca Juga: Mad Badal [Definisi dan Sebab Penamaan Badal]

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *