mad lazim kalimi mutsaqqal

Mad Lazim Kalimi Mutsaqqal [Pengertian dan Hukum Bacaannya]

mad lazim kalimi mutsaqqal

Mad lazim kalimi mutsaqqal – Mad lazim merupakan mad kedua yang disebabkan oleh sukun setelah mad aridl dan termasuk bagian dari mad far’i. Mad lazim sendiri terbagi menjadi empat bagian dan mad lazim kalimi mutsaqqal termasuk salah satu bagian dari mad lazim. Agar lebih jelas memahami mad lazim, mari kita simak penjelasannya.

Pengertian Mad Lazim

Secara bahasa, mad bisa diartikan dengan “panjang”.

Sedangkan lazim mempunyai arti “selalu” atau “melekat”,

Sedangkan menurut istilah tajwid; pengertian mad lazim adalah “apabila ada sukun asli terletak setelah huruf mad atau setelah huruf lin; di satu kata atau di satu huruf (huruf-huruf di awal surah); baik saat lanjut maupun waqaf (berhenti)”.

Contoh Mad Lazim pada Kata:

mad lazim kalimi mutsaqqal

Contoh Mad Lazim pada Huruf:

Keterangan:

Yang diberi warna merah adalah huruf mad, sedangkan yang diberi warna hijau adalah sukun asli pada kata atau huruf.

Sebab Penamaan Mad Lazim

Sebab dinamakan dengan mad lazim adalah:

Karena sebabnya selalu ada: yaitu sukun, baik dalam kondisi lanjut maupun waqaf. Ada juga yang mengatakan; dinamakan lazim karena panjangnya selalu sama menurut kesepakatan semua ulama; yaitu panjang 6 harakat, baik ketika lanjut maupun waqaf (berhenti).

Panjang Mad Lazim

Hukum bacaan panjang pada mad lazim adalah harus dibaca panjang 6 harakat.

Sebab dibaca panjang karena bertemunya dua sukun, sukun pertama adalah mad dan sukun kedua adalah sukun asli setelah mad.

Huruf mad dibaca panjang 6 harakat sebagai ganti harakat untuk menghindari bertemunya dua sukun.

Pembagian Mad Lazim

Mad lazim dibagi menjadi 2 (dua) bagian; kalimi (pada kata) dan harfi (pada huruf). Kemudian masing-masing dipecah menjadi menjadi dua bagian; mutsaqqal dan mukhaffaf, sehingga apabila diperinci, sebagai berikut:

1. Mad lazim kalimi mutsaqqal.

2. Mad lazim kalimi mukhaffaf.

3. Mad lazim harfi mutsaqqal.

4. Mad lazim harfi mukhaffaf.

Mad Lazim Kalimi Mutsaqqal

Pengertian Mad Lazim Kalimi Mutsaqqal

Yaitu apabila setelah huruf mad terdapat sukun asli yang diidghamkan (ditasydid) di satu kata.

Misal:

mad lazim kalimi mutsaqqal

Mad dibaca panjang 6 harakat dan termasuk mad lazim kalimi mutsaqqal

Sebab Dinamakan Mad Lazim Kalimi Mutsaqqal

Dinamakan mad lazim karena huruf mad bertemu sukun asli

Kata “kalimi” berasal dari kata “kalimah” yang berarti kata. Dinamakan “kalimi” karena berada pada suatu kata (bukan huruf).

Kata “mutsaqqal” mempunyai arti “berat”. Dinamakan “mutsaqqal” karena sukunnya diidghamkan (ditasydid), sehingga lebih berat diucapkan (dibanding sukun biasa).  

Mad Lazim Kalimi Mukhaffaf

Pengertian Mad Lazim Kalimi Mukhaffaf

Yaitu apabila setelah huruf mad terdapat sukun asli yang tidak diidghamkan (tidak ditasydid) di satu kata.

Misal:

mad lazim kalimi mukhaffaf

Mad dibaca panjang 6 harakat  dan termasuk mad lazim kalimi mukhaffaf

Sebab Dinamakan Mad Lazim Kalimi Mukhaffaf

Dinamakan mad lazim karena huruf mad bertemu sukun asli

Kata “kalimi” berasal dari kata “kalimah” yang berarti kata. Dinamakan “kalimi” karena berada pada suatu kata (bukan huruf)

Kata “mukhaffaf” mempunyai arti “ringan”. Dinamakan “mukhaffaf” karena sukunnya tidak diidghamkan (tidak ditasydid), sehingga lebih ringan diucapkan (dibanding tasydid).  

Mad Lazim Harfi Mutsaqqal

Pengertian Mad Lazim Harfi Mutsaqqal

Yaitu apabila ada sukun asli terletak setelah huruf mad atau setelah huruf lin dan diidghamkan (ditasydid) pada suatu huruf (huruf-huruf di awal surah).

Misal:

mad lazim harfi mutsaqqal

Mad dibaca panjang 6 harakat, mim sukun melebur ke mim berharakat setelahnya (idgham mimi) sehingga mim kedua menjadi tasydid dan termasuk mad lazim harfi mutsaqqal

Sebab Dinamakan Mad Lazim Harfi Mutsaqqal

Dinamakan mad lazim karena huruf mad bertemu sukun asli

Kata “harfi” berasal dari kata “harf” yang berarti huruf. Dinamakan “harfi” karena berada pada huruf (huruf-huruf di awal surah)

Kata “mutsaqqal” mempunyai arti “berat”. Dinamakan “mutsaqqal” karena sukunnya diidghamkan (ditasydid), sehingga lebih berat diucapkan (dibanding sukun biasa).  

Mad Lazim Harfi Mukhaffaf

Pengertian Mad Lazim Harfi Mukhaffaf

Yaitu apabila ada sukun asli terletak setelah huruf mad atau setelah huruf lin dan tidak diidghamkan (tidak ditasydid) pada suatu huruf (huruf-huruf di awal surah).

Misal:

mad lazim harfi mukhaffaf

Mad dibaca panjang 6 harakat dan termasuk mad lazim harfi mukhaffaf

Sebab Dinamakan Mad Lazim Harfi Mukhaffaf

Dinamakan mad lazim karena huruf mad bertemu sukun asli

Kata “harfi” berasal dari kata “harf” yang berarti huruf. Dinamakan “harfi” karena berada pada huruf (huruf-huruf di awal surah)

Kata “mukhaffaf” mempunyai arti “ringan”. Dinamakan “mukhaffaf” karena sukunnya tidak diidghamkan (tidak ditasydid), sehingga lebih ringan diucapkan (dibanding tasydid).

Tanda Mad Lazim Dalam Mushaf

Mad lazim mempunyai tanda tertentu, sama seperti mad wajib muttashil, mad jaiz munfashil dan mad shilah thawilah agar pembaca mengetahui bahwa mad tersebut dibaca lebih panjang dibanding dengan mad thabi’i.

Namun, ada perbedaan tanda panjang mad lazim antara mushaf Madinah dengan mushaf Standar Indonesia.

Di bawah ini adalah perbedaan tanda baca mad lazim di mushaf Madinah dan mushaf Standar Indonesia

Kesimpulan

Semua mad lazim; baik itu mad lazim kalimi mutsaqqal, mad lazim kalimi mukhaffaf, mad lazim harfi mutsaqqal dan mad lazim harfi mukhaffaf harus dibaca panjang 6 harakat dan tidak ada perbedaan di kalangan para ulama Alquran berkaitan dengan panjang mad lazim. Semua sepakat bahwa mad lazim harus dibaca panjang 6 harakat.  

Untuk mengetahui panjang 6 harakat ketika membaca mad lazim, harus belajar pada guru yang bagus bacaannya. Hal itu bertujuan, agar sang guru bisa menunjukkan mana panjang bacaan 2 harakat, 4 harakat dan yang 6 harakat.

Demikian, penjelasan tentang mad lazim kalimi mutsaqqal dan contoh-contoh mad lazim lainnya. Semoga penjelasan di atas bisa menambah semangat kita untuk semakin memperhatikan bacaan panjang ketika membaca Alquran.

Apabila ada yang masih kurang jelas, bisa ditanyakan di kolom komentar. wallahu a’lam bis shawab. [Wildan, Lc]

Baca Juga: Mad Jaiz Munfashil [Makna dan Hukum Panjang Bacaannya]

Idgham mutamatsilain, idgham mutajanisain dan idgham mutaqaribain

Idgham Mutamatsilain: Cara Mudah Memahaminya

Idgham mutamatsilain, idgham mutajanisain dan idgham mutaqaribain

Idgham mutamatsilain, mutajanisain dan mutaqaribain termasuk pada pembahasan idgam pada selain nun sukun atau mim sukun. Pada artikel sebelumnya, kita sudah membahas secara lengkap tentang idgham pada nun sukun dan idgham pada mim sukun. Sebelum kami membahas idgham pada selain nun sukun dan mim sukun, ada baiknya kami ingatkan kembali tentang pengertian idgham.

Pengertian Idgham

Idgham menurut bahasa memiliki makna al-idkhaal, yaitu memasukkan. Sedangkan dalam pengertian ilmu tajwid, idgham adalah “bertemunya huruf sukun dengan huruf berharakat, sehingga dua huruf tersebut menjadi satu huruf yang ditasydid [di huruf kedua]; mengucapkan dua huruf dengan satu makhraj saja”.

Pembagian Idgham

Pembahasan idgham ada tiga: pertama; berkaitan dengan nun sukun atau tanwin, kedua; berkaitan dengan mim sukun dan ketiga; berkaitan dengan selain nun sukun dan mim sukun.

Pembagian idgham pada nun sukun ada dua: idgham bi ghunnah dan idgham bila ghunnah. Sedangkan pembagian idgham pada mim sukun hanya ada satu, yaitu idgham mimi. Kedua jenis idgham tersebut sudah dibahas pada artikel sebelumnya. Untuk lebih jelasnya, silakan baca: idgham bi ghunnah dan pengertiannya

Pada artikel ini, kita hanya akan membahas idgham pada selain nun sukun dan mim sukun. Yang mana pembahasannya terbagi menjadi tiga: mutamatsilain, mutajanisain dan mutaqaribain.

Selain itu, pada artikel ini kami berikan tambahan penjelasan mengenai jenis idgham dari segi sempurna atau tidaknya.

Idgham Mutamatsilain

Untuk mempermudah dalam memahami sebuah istilah, maka kita akan memulai dengan pengertian atau definisi dari istilah tersebut. Berikut adalah pembahasan mengenai definisi dan pengertian idgham mutmasilain.

Pengertian idgham mutamatsilain

Idgham secara bahasa berarti memasukkan. Yaitu memasukkan huruf sukun ke huruf berikutnya. Mutamatsilain artinya sama, serupa atau semisal.

Dengan demikian, makna idgham mutamatsilain adalah meleburnya huruf sukun ke huruf berikutnya, jika huruf sukun dan huruf berikutnya sama makraj dan sifatnya. Seperti ba’ sukun bertemu ba’, ta’ sukun bertemu ta’, begitu seterusnya.

Sebab idgham pada idgham mutamatsilain

Sebab idgham pada idgham mutamatsilain adalah karena sama-nya makhraj dan sifat huruf yang dilebur dengan huruf berikutnya (at-tamaatsul).

Cara membaca idgham mutamatsilain

Huruf sukun dilebur ke huruf berikutnya [huruf berikutnya dibaca tasydid] tanpa ditahan.

Catatan:

  • Wau sukun bertemu wau harus dilebur dengan syarat wau sukun bukan huruf mad. Jika wau sukun termasuk huruf mad, maka tidak dilebur untuk menjaga mad-nya.

Berikut adalah contoh wau mad bertemu wau, tetapi tidak boleh dilebur.

  • Ya’ sukun bertemu ya’ juga harus dilebur dengan syarat ya’ sukun bukan huruf mad. Dan jika ya’ sukun termasuk huruf mad, maka tidak dilebur untuk menjaga mad-nya.

Di bawah ini adalah contoh ya’ mad (mad ya’) bertemu ya’, namun tidak boleh dilebur.

Contoh idgham mutamatsilain

Untuk memperjelas bagaimana memahami penjelasan di atas, berikut kami sertakan contoh bacaan idgham mutamatsilain.

idgham mutamatsilain

Idgham Mutajanisain

Pengertian idgham mutajanisain

Idgham secara bahasa berarti memasukkan. Yaitu memasukkan huruf sukun ke huruf berikutnya. Mutajanisain artinya sejenis.

Sehingga idgham mutajanisain dimaknai dengan meleburnya huruf sukun ke huruf berikutnya, jika huruf sukun dan huruf berikutnya sama makrajnya, tetapi berbeda sifatnya. Seperti ba’ sukun bertemu mim, ta’ sukun bertemu tha’, dan lain-lain.

Sebab idgham pada idgham mutajanisain

Sebab idgham pada idgham mutajanisain adalah karena sama makhrajnya, akan tetapi sifat huruf yang dilebur, berbeda dengan huruf berikutnya (at-tajaanus).

Cara membaca idgham mutajanisain

Huruf sukun dilebur ke huruf berikutnya [huruf berikutnya dibaca tasydid] tanpa ditahan, kecuali ba’ sukun bertemu dengan mim. Karena ba’ sukun ketika bertemu mim, ba’ sukun dilebur ke mim dan ditahan sekitar 2 harakat.

Contoh idgham mutajanisain

Berikut ini adalah beberapa huruf yang bertemu dengan huruf yang sama mahkrajnya, tetapi berbeda sifatnya.

Ba’ sukun bertemu mim

 [makhrajnya di dua bibir]

idgham mutajanisain

Ta’ sukun bertemu dal

 [makhrajnya ujung lidah dan pangkal gigi atas]

idgham mutajanisain

Ta’ sukun bertemu tha’

[makhrajnya ujung lidah dan pangkal gigi atas]

idgham mutajanisain

Tsa’ sukun bertemu dzal

 [makhrajnya ujung lidah dan ujung gigi atas]

idgham mutajanisain

Dal sukun bertemu ta’

 [makhrajnya ujung lidah dan pangkal gigi atas]

idgham mutajanisain

Dzal sukun bertemu dha’

[makhrajnya ujung lidah dan ujung gigi atas]

idgham mutajanisain

Tha’ sukun bertemu ta’

 [makhrajnya ujung lidah dan pangkal gigi atas]

idgham mutajanisain

Catatan:

  • Untuk tha’ sukun bertemu ta’, huruf tha’ dilebur ke huruf ta’. Tetapi kenapa ta’ tidak diberi tanda tasydid seperti idgham mutajanisain yang lain? Untuk menjawab pertanyaan ini akan dibahas pada tingkatan idgham di akhir artikel ini.

Idgham Mutaqaribain

Pengertian idgham mutaqaribain

Idgham secara bahasa berarti memasukkan. Yaitu memasukkan huruf sukun ke huruf berikutnya. Mutaqaribain artinya berdekatan.

Sehingga idgham mutaqaribain bisa diartikan dengan meleburnya huruf sukun ke huruf berikutnya, jika huruf sukun dan huruf berikutnya berdekatan makrajnya, atau sifatnya. Seperti lam sukun bertemu ra’, qaf sukun bertemu kaf.

Sebab idgham pada idgham mutaqaribain

Sebab idgham pada idgham mutaqaribain adalah karena huruf yang dilebur, makhrajnya atau sifatnya berdekatan dengan huruf berikutnya (at-taqaarub).

Cara membaca idgham mutaqaribain

Huruf sukun dilebur ke huruf berikutnya [huruf berikutnya dibaca tasydid] tanpa ditahan.

Contoh idgham mutaqaribain

Berikut ini adalah contoh huruf sukun bertemu dengan huruf setelahnya disebabkan karena makhraj atau sifatnya berdekatan [idgham mutaqaribain].

Lam sukun bertemu ra’

[makhraj atau sifat lam berdekatan dengan ra’]

Qaf sukun bertemu kaf

 [makhraj atau sifat qaf berdekatan dengan kaf]

Tingkatan Idgham

Seperti yang sudah disampaikan di awal bahwa idgham adalah “bertemunya huruf sukun dengan huruf berharakat, sehingga dua huruf tersebut menjadi satu huruf yang ditasydid [di huruf kedua]; mengucapkan dua huruf dengan satu makhraj saja”. Namun, terkadang masih ada sifat yang tersisa dari huruf yang dilebur dan ada juga yang leburnya secara keseluruhan. Oleh sebab itu, tingkatan idgham terbagi menjadi dua: pertama; idgham kamil, dan kedua; idgham naqis.

Idgham Kamil

Idgham kamil adalah meleburnya huruf ke huruf berikutnya dengan lebur yang sempurna, baik leburnya karena at-tamaatsul, at-tajaanus atau at-taqaarub. Dalam artian, baik makhraj maupun sifatnya melebur ke huruf berikutnya. Untuk idgham kamil dalam mushaf standar Madinah ditandai dengan tanda tasydid di huruf berikutnya.

Contoh Idgham kamil

Untuk memperjelas pembahasan tentang idgham kamil, berikut sebagian contoh bentuk idgham kamil disertai dengan penjelasan singkat.

Nun sukun bertemu mim

Ket: makhraj dan sifat nun sukun hilang dan melebur ke huruf berikutnya (mim)

Nun sukun atau tanwin bertemu lam

Ket: makhraj dan sifat nun sukun hilang dan melebur ke lam. Huruf lam diberi tanda tasydid.

Ta’ sukun bertemu tha’

Ket: makhraj dan sifat ta’ sukun hilang dan melebur ke tha’. Huruf tha’ diberi tanda tasydid.

Idgham Naqis

Idgham naqis adalah meleburnya huruf ke huruf berikutnya dengan lebur yang kurang sempurna, baik leburnya karena at-tamaatsul, at-tajaanus atau at-taqaarub. Dengan kata lain, ada sebagian sifat huruf yang dilebur masih ada. Untuk idgham naqis dalam mushaf standar Madinah tidak diberi tanda tasydid di huruf berikutnya. Sedangkan dalam mushaf standar Indonesia, tidak dibedakan antara idgham kamil dengan idgham naqis, semua jenis idgham diberi tanda tasydid pada huruf yang kedua.

Contoh Idgham naqis

Untuk idgham naqis dalam riwayat Hafs hanya ada di tiga tempat.

Nun sukun bertemu ya’

Ket: makhraj nun sukun hilang dan melebur ke ya’, tetapi sifat huruf nun masih ada, yaitu sifat ghunnah-nya.

Nun sukun atau tanwin bertemu wau

Ket: makhraj nun sukun hilang dan melebur ke wau, tetapi sifat huruf nun masih ada, yaitu sifat ghunnah-nya.

Tha’ sukun bertemu ta’       

Ket: makhraj tha’ sukun hilang dan melebur ke ta’, tetapi sifat huruf tha’ masih ada, yaitu sifat isti’la’-nya.

Untuk menyimak video cara membacanya, klik gambar di bawah:

Demikian pembahasan idgham mutamatsilain, idgham mutajanisain dan idgham mutaqaribain. Semoga pembahasan dalam artikel ini bisa menambah wawasan pembaca tentang hukum bacaan idgham dalam Alquran. Agar bisa mempraktekkan dengan baik bagaimana cara membaca ragam idgham yang sudah kami sampaikan dalam artikel ini, sebaiknya belajar kepada guru yang sudah bagus bacaannya.

belajar hukum tajwid

Hukum Tajwid Surat Ar-Rahman Ayat 6-10

Hukum Tajwid Surat Ar-Rahman Ayat 6-10

Surat Ar-Rahman merupakan surat yang yang ke-55 dalam Al-Quran. Hukum tajwid apa saja yang ada dalam surat Ar-Rahman?

Pada tulisan kali ini, Nubada.id akan menjabarkan hukum tajwid pada surat Ar-Rahman ayat 6-10

Untuk membaca al-Quran yang baik dan benar, diharapkan agar mempelajarinya secara langsung kepada seorang guru.

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian adalah siapa yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya.”
(H.R. Al-Bukhari)

Mau Belajar Baca Al-Quran?

Nubada.id mengadakan kelas membaca Al-Quran mulai dari kelas anak-anak hingga dewasa. Menggunakan metode yang mudah dipahami sehingga proses belajar lebih singkat dan tepat.
Informasi Selanjutnya

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Hukum tajwid Ar-Rahman ayat 6

وَٱلنَّجْمُ وَٱلشَّجَرُ يَسْجُدَانِ

Hukum tajwid yang terdapat pada ayat ini adalah:

1. Alif lam syamsiyah pada  وَٱلنَّ sehingga huruf lam dibaca melebur (wan-na)

2. Sifat qalqalah pada huruf  جْ  dalam kata   وَٱلنَّجْمُ sehingga huruf  جْ dibaca memantul (wan-najmu)

3. Alif lam syamsiyah pada  وَٱلشَّ sehingga huruf lam dibaca melebur (wasy-sya)

4. Mad aridh lisukun pada دَانِ sehingga dibaca panjang 2/4/6 harakat dan huruf terakhir menjadi waqaf (daan)

Secara keseluruhan cara membacanya:

wan-najmu wasy-syajaru yasjudaan

Hukum tajwid Ar-Rahman ayat 7

وَٱلسَّمَآءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ ٱلْمِيزَانَ

Hukum tajwid yang terdapat pada ayat ini adalah:

1. Alif lam syamsiyah pada  وَٱلسَّ sehingga huruf lam dibaca melebur (was-sa)

2. Mad wajib muttasil pada مَآءَ  dalam kata ٱلسَّمَآءَ sehingga dibaca panjang 4/5 harakat (maa)

3. Mad thabi’i pada هَا  dalam kata رَفَعَهَا sehingga dibaca panjang 2 harakat (haa)

4. Alif lam qamariyah pada ٱلْمِ sehingga huruf lam dibaca jelas (al-mi)

5. Mad thabi’i pada  مِي  dalam kata  ٱلْمِيزَانَ sehingga dibaca panjang 2 harakat (mii)

6. Mad aridh lisukun pada  زَانَ  dalam kata  ٱلْمِيزَانَ sehingga dibaca panjang 2/4/6 harakat dan huruf terakhir menjadi waqaf (zaan)

Secara keseluruhan cara membacanya:

was-samaa-a rafa’ahaa wa wadha’al-miizaan

Hukum tajwid Ar-Rahman ayat 8

اَلَّا تَطْغَوْا فِى الْمِيْزَانِ

Hukum tajwid yang terdapat pada ayat ini adalah:

1. Mad thabi’i pada  لَّا  dalam kata  اَلَّا  sehingga dibaca panjang 2 harakat (laa)

2. Sifat qalqalah pada huruf  طْ  dalam kata  تَطْغَوْا sehingga huruf  طْ dibaca memantul (tathghau)

3. Alif lam qamariyah pada  الْمِ sehingga huruf lam dibaca jelas (al-mi)

4. Mad thabi’i pada  مِي  dalam kata  ٱلْمِيزَانَ sehingga dibaca panjang 2 harakat (mii)

5. Mad aridh lisukun pada  زَانَ  dalam kata  ٱلْمِيزَانَ sehingga dibaca panjang 2/4/6 harakat dan huruf terakhir menjadi waqaf (zaan)

Secara keseluruhan cara membacanya:

al-laa tathghau fil-miizaan

Hukum tajwid Ar-Rahman ayat 9

وَاَقِيْمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَلَا تُخْسِرُوا الْمِيْزَانَ

Hukum tajwid yang terdapat pada ayat ini adalah:

1. Mad thabi’i pada  قِيْ  dalam kata  اَقِيْمُوا  sehingga dibaca panjang 2 harakat (qii)

2. Alif lam qamariyah pada  الْوَ  dalam kata  الْوَزْنَ sehingga huruf lam dibaca jelas (al-wa)

3. Alif lam qamariyah pada  بِالْقِ  dalam kata  بِالْقِسْطِ sehingga huruf lam dibaca jelas (bil-qi)

4. Mad thabi’i pada  لَا  sehingga dibaca panjang 2 harakat (laa)

5. Alif lam qamariyah pada  الْمِ sehingga huruf lam dibaca jelas (al-mi)

6. Mad thabi’i pada  مِي  dalam kata  ٱلْمِيزَانَ sehingga dibaca panjang 2 harakat (mii)

7. Mad aridh lisukun pada  زَانَ  dalam kata  ٱلْمِيزَانَ sehingga dibaca panjang 2/4/6 harakat dan huruf terakhir menjadi waqaf (zaan)

Secara keseluruhan cara membacanya:

wa aqiimul-wazna bil-qisthi wa laa tukhsirul-miizaan

Hukum tajwid Ar-Rahman ayat 10

وَالْاَرْضَ وَضَعَهَا لِلْاَنَامِۙ

Hukum tajwid yang terdapat pada ayat ini adalah:

1. Alif lam qamariyah pada  الْاَرْ  dalam kata  الْاَرْضَ sehingga huruf lam dibaca jelas (al-ar)

2. Mad thabi’i pada هَا  dalam kata ضَعَهَا sehingga dibaca panjang 2 harakat (haa)

3. Mad aridh lisukun pada  نَامِۙ  dalam kata  لِلْاَنَامِۙ sehingga dibaca panjang 2/4/6 harakat dan huruf terakhir menjadi waqaf (naam)

Secara keseluruhan cara membacanya:

wal-ardha wa dha’ahaa lil-anaam

Nubada.id

Di Nubada, kamu bisa mendaftar kelas umum maupun kelas privat sesuai dengan kebutuhan. Bekerjasama dengan pengajar yang berpengalaman, insyaAllah belajar baca al-Quran jadi lebih menyenangkan.

Belajar Hukum Tajwid