mad thabi'i

Mad Thabi’i; Ketentuan Bacaan yang Tidak Boleh Diabaikan

mad thabi'i

Mad thabi’i adalah salah satu bagian penting dan harus diperhatikan dalam membaca Alquran. Mengabaikan mad thabi’i bisa berakibat pada masuknya seorang pembaca pada lahn jaliy (kesalahan jelas) yang mana kesalahan ini bisa berakibat pada perubahan makna. Misal; jika ada bacaan yang harusnya dibaca panjang justru dibaca pendek atau bacaan pendek malah dibaca panjang.

Pembaca sekalian, sebelum kita lebih jauh membahas tentang mad thabi’i, mari kita fahami dulu apa pengertian mad dan apa makna dari kata “thabi’i” itu sendiri. Hal ini bertujuan agar pembaca bisa mengenal lebih baik tentang mad thabi’i.

Pengertian Mad

Mad secara bahasa memiliki arti az-ziyaadah [tambahan]

Sedangkan menurut istilah tajwid, mad adalah memanjangkan suara dengan huruf dari huruf mad dan lin* atau salah satu dari dua huruf lin**.

Huruf mad dan lin adalah

Alif yang didahului fathah

mad thabi'i

Ya’ sukun yang didahului kasrah

mad thabi'i

dan Wau sukun yang didahului dhammah.

mad thabi'i

Dua huruf lin adalah wau sukun yang didahului fathah dan ya’ sukun yang didahului fathah.

Panjang Bacaan Mad

Untuk mengukur panjangnya mad, para ulama menganalogikan panjang atau lamanya suatu bacaan dengan harakat. Harakat adalah durasi (lamanya waktu) ketika mengucapkan suatu huruf; baik itu fathah, kasrah atau pun dhammah. Contoh:

(بَ) dihitung satu harakat

(بَ بَ) dihitung dua harakat

(بَ بَ بَ) dihitung 3 harakat, begitu seterusnya.

Pembagian Mad

Secara garis besar, mad dibagi menjadi dua macam, yaitu mad Ashli (mad thabi’i) dan mad far’i

Mad Thabi’i

Mad thabi’i atau bisa juga disebut dengan mad ashli, adalah mad yang mana setiap huruf yang dibaca panjang tidak bisa terlepas dari mad ini (mad ashli) dan mad yang tidak disebabkan karena hamzah atau sukun.

Yang dimaksud dengan: “setiap huruf yang dibaca panjang tidak bisa terlepas dari mad ini (mad ashli)” adalah bahwa pada dasarnya, setiap huruf yang dibaca panjang adalah mad ashli atau mad thabi’i (jika setelahnya tidak ada hamzah atau sukun).

Mad thabi’i dibaca panjang 2 (dua) harakat. Tidak kurang dan tidak lebih.

Jika kurang dari dua harakat tidak disebut mad thabi’i, dan jika lebih dari dua harakat juga tidak disebut sebagai mad thabi’i

Sebab Penamaan Mad Thabi’i

Sebab dinamakan mad thabi’i adalah karena orang yang mempunyai perangai (tabiat) yang baik, tidak akan menambah atau menguranginya dari dua harakat.

Sedangkan sebab dinamakan mad ashli adalah karena mad ini merupakan asal atau akar dari mad lainnya.

Pembagian Mad Thabi’i

Dari segi letaknya, mad thabi’i dibagi menjadi dua; terletak pada kata yang disebut dengan mad thabi’i kalimi dan yang terdapat pada huruf disebut dengan mad thabi’i harfi

Mad Thabi’i Kalimi

Mad thabi’i artinya mad yang dibaca panjang 2 harakat bukan karena sebab hamzah atau sukun.

Sedangkan kalimi artinya kata

Sehingga mad thabi’i kalimi bisa diartikan mad yang dibaca panjang 2 harakat dan terdapat pada suatu kata. Contoh:

mad thabi'i

Bacaan panjang (mad) yang terdapat pada ayat di atas adalah mad thabi’i kalimi karena terdapat pada kata.

Mad thabi’i kalimi sendiri terbagi menjadi tiga bagian:

1. Mad yang selalu ada, baik ketika lanjut maupun berhenti.  Contoh:

2. Mad yang muncul saat berhenti (waqaf) saja, yaitu setiap kata yang diakhiri dengan fathatain kecuali pada ta’ marbuthah (ta’ bulat).

Mad ini disebut dengan mad Iwadh (bacaan panjang yang menggantikan fathatain yang dihilangkan sebab waqaf) dan dikelompokkan ke dalam mad thabi’i karena dibaca 2 harakat dan dibaca panjang bukan karena hamzah atau sukun. Contoh:

3. Mad yang muncul saat lanjut (washal) saja, yaitu apabila ada ha’ dhamir (kata ganti) yang terletak di antara dua huruf berharakat dan huruf setelahnya bukan hamzah.

Mad ini disebut dengan mad shilah qashirah dan dimasukkan ke dalam kategori mad thabi’i karena dibaca panjang 2 harakat dan tidak disebabkan hamzah atau sukun. Contoh:

mad shilah qashirah

Penjelasan lengkap tentang mad shilah qashirah bisa klik di sini

Mad Thabi’i Harfi

Mad thabi’i artinya mad yang dibaca panjang 2 harakat bukan karena sebab hamzah atau sukun.

Sedangkan harfi artinya huruf

Jadi, mad thabi’i harfi adalah mad yang dibaca panjang 2 harakat dan terdapat pada potongan huruf di awal surah. Huruf – huruf tersebut adalah ح , ي , ط , هـ, dan ر  yang tergabung ke dalam kalimat (حَيٌّ طَهُرَ) Contoh:

tha’ dan ha’ dibaca panjang 2 harakat (طَا هَا) [mad thabi’i harfi]

ya’ dibaca panjang 2 harakat (يَا سِيْن) [mad thabi’i harfi]

Hukum Mad Thabi’i

Mad thabi’i harus dibaca panjang dua harakat, tidak boleh ditambah dan tidak boleh pula dikurangi.

Syeikh Abdul Fattah al-Murshifiy dalam kitab Hidayatul Qaari mengatakan: “Adapun ukuran panjang mad thabi’i untuk semua jenisnya yang sudah disebutkan di atas dan dalam bentuknya yang berbeda-beda, maka dibaca dengan memanjangkan suaranya dengan kadar 2 harakat saja, dan ini merupakan ijma’ para qurra’ (ulama Alquran) baik itu mad thabi’i yang selalu ada pada saat lanjut dan berhenti, atau mad yang muncul saat berhenti (waqaf) saja, atau mad yang muncul saat lanjut (washal) saja dan diharamkan secara syar’i mengurangi atau menambahi dari ketentuan 2 harakat ini.”  

Demikian pembahasan tentang mad thabi’i, semoga bisa memberikan manfaat bagi pembaca dan semoga Allah senantiasa memudahkan dan menuntun kita semua untuk bisa membaca Alquran dengan baik dan benar, dan tidak terjatuh pada kesalahan yang bisa mengakibatkan perubahan makna Alquran.

Baca juga: Sifat Huruf Hijaiyah; Hal yang Harus Dikuasai Pembaca Alquran [2]

Sifat Huruf Hijaiyah

Sifat Huruf Hijaiyah: Kunci Membaca Alquran [2]

Sifat Huruf Hijaiyah

Sifat huruf hijaiyah adalah hal penting yang harus dikuasai oleh orang yang ingin membaca Alquran dengan benar setelah mengetahui makhraj huruf. Sifat huruf hijaiyah ini lah yang membedakan suatu huruf dengan huruf yang lain meskipun berasal dari makhraj yang sama. Mengabaikan sifat huruf saat membaca huruf, akan berpengaruh terhadap perubahan bunyi dari suatu huruf.

Pengertian Sifat Huruf Hijaiyah

Secara bahasa, sifat adalah ciri atau karakter yang melekat pada sesuatu atau seseorang, baik itu fisik; seperti kuning, putih, hitam, dan lain-lain atau maknawi; seperti berilmu, beradab, berbudi, dan lain-lain. 

Sedangkan secara istilah, sifat huruf adalah karakter huruf yang muncul ketika diucapkan, seperti jahr, hams, syiddah, rakhawah, dan lain-lain.

Fungsi Mengetahui Sifat Huruf Hijaiyah

Mengetahui sifat huruf sangat lah penting dalam ilmu tajwid. Berikut adalah fungsi mengetahui sifat huruf:

1. Bisa membedakan huruf yang sama atau berdekatan makhrajnya.

Imam al-Jazari mengatakan:

Setiap huruf yang memiliki sifat yang sama dengan huruf lain, tidak bisa dibedakan kecuali dengan makhrajnya.

Setiap huruf yang memiliki makhraj yang sama, tidak dapat dibedakan kecuali dengan sifatnya.

Jika tidak demikian, setiap huruf akan memiliki suara yang sama.

Contoh: huruf ( ت د ط ) mempunyai makhraj yang sama, tetapi memiliki sifat yang berbeda. Sehingga suara yang dihasilkan pun berbeda-beda.

2. Mengetahui mana huruf yang kuat dan mana huruf yang lemah. Sehingga bisa diketahui mana yang boleh di-idgham-kan dan mana yang tidak boleh di-idgham-kan.

3. Memperbagus atau memperindah pengucapan huruf. Terlebih jika berdampingan antara huruf tebal dengan tipis

Pembagian Sifat Huruf Hijaiyah

Sifat huruf hijaiyah terbagi menjadi dua:

1. Sifat Lazimah atau Ashliyah, yaitu sifat yang selalu melekat pada huruf dalam keadaan apapun.

2. Sifat ‘Aridah, yaitu sifat yang muncul pada kondisi tertentu, dan hilang pada kondisi tertentu (temporal); terkadang muncul dan terkadang tidak. Seperti idzhar, idgham, tebal dan tipis pada huruf ra’.

Berikut ini adalah penjabaran dan penjelasan kedua sifat di atas:

Sifat Ashliyah Lazimah

Dari pembahasan kedua sifat huruf hijaiyah tersebut di atas, sifat ini merupakan sifat yang sangat penting dan mendasar untuk diketahui oleh pembaca Alquran.

Sifat Ashliyah adalah sifat yang terus menerus ada pada suatu huruf. Dengan kata lain, sifat ini selalu ada dan melekat pada suatu huruf dan tak terpisahkan. Baik dalam keadaan fathah, kasrah atau dhammah bahkan sukun.

Sifat ini terbagi menjadi dua: pertama; sifat yang memiliki lawan dan kedua; sifat yang tidak memiliki lawan.

Sifat Huruf Hijaiyah yang Memiliki Lawan

1. Al-Hams

Hams secara bahasa artinya: suara yang pelan atau bisikan

Sedangkan secara istilah tajwid, hams adalah adanya hembusan nafas ketika mengucapkan huruf. Huruf-hurufnya ada 10

فَحَثَّهُ شَخْصٌ سَكَتَ

Al-Jahr [Lawan Hams]

Jahr secara bahasa artinya: jelas

Sedangkan secara istilah tajwid, jahr adalah tidak adanya hembusan nafas ketika mengucapkan huruf. Huruf-hurufnya adalah selain huruf hams.

2. Asy-Syiddah

Syiddah secara bahasa artinya: kuat

Sedangkan secara istilah tajwid, syiddah adalah tertahannya suara ketika mengucapkan huruf. Huruf-hurufnya ada 8, yang tersusun dalam kalimat:

اَجِدُ قَطٍ بَكَتْ

Ar-Rakhawah [Lawan Syiddah]

Rakhawah secara bahasa artinya: lembut

Sedangkan secara istilah tajwid, rakhawah adalah terlepasnya suara ketika mengucapkan huruf. Huruf-hurufnya adalah selain huruf syiddah dan tawassuth.

Catatan:

Antara sifat syiddah dan rakhawah terdapat sifat bainiyyah atau tawassuth, yaitu sifat pertengahan antara syiddah dan rakhawah.

Suara huruf yang diucapkan tidak tertahan dan tidak pula terlepas. Huruf-hurufnya ada 5, yaitu:

لِنْ عُمَرَ

3. Al-Isti’la’

Isti’la’ secara bahasa artinya: naik

Sedangkan secara istilah tajwid, isti’la’ adalah naiknya suara ke langit-langit ketika mengucapkan huruf. Huruf-hurufnya ada 7, yaitu:

 خُصَّ ضَغْطٍ قِظْ

Al-Istifal [Lawan Isti’la’]

Istifal secara bahasa artinya: turun

Sedangkan secara istilah tajwid, istifal adalah turunnya atau tidak naiknya suara ke langit-langit ketika diucapkan. Huruf-hurufnya adalah selain huruf isti’la’

4. Al-Ithbaq

Ithbaq memilki makna: menempel

Sedangkan secara istilah tajwid, ithbaq adalah menempelnya bagian lidah [pangkal lidah] dengan langit-langit sehingga suara seperti terkepung ketika diucapkan.

Dengan pengertian lain, ithbaq adalah suara terkepung di antara lidah dan langit-langit ketika huruf diucapkan. Huruf-hurufnya ada 4, yaitu:

 صَضْطَظَ

Al-Infitah [Lawan Ithbaq]

Infitah secara bahasa artinya: terbuka atau terpisah

Sedangkan secara istilah tajwid, infitah adalah terpisahnya bagian lidah [pangkal lidah] dengan langit-langit sehingga suara tidak terkepung ketika diucapkan,

atau dengan kata lain, infitah adalah suara tidak terkepung di antara lidah dan langit-langit ketika huruf diucapkan. Huruf-hurufnya adalah selain huruf ithbaq.

Catatan:

Semua huruf ithbaq adalah huruf yang memiliki sifat isti’la’, tetapi tidak semua huruf isti’la’ memilki sifat ithbaq.

Sifat Huruf Hijaiyah

5. Al-Idzlaq

Idzlaq memilki makna: ujung

Sedangkan secara istilah tajwid, Idzlaq adalah huruf mudah diucapkan karena keluar dari ujung lidah atau di dua bibir. Huruf-hurufnya ada 6, yaitu:

فَرَّ مِنْ لُبٍّ

Al-Ishmat [Lawan Idzlaq]

Ishmat adalah huruf lebih berat atau susah diucapkan karena tidak keluar dari ujung lidah atau dua bibir. Huruf-hurufnya adalah selain huruf idzlaq.

Sifat Huruf Hijaiyah yang Tidak Memiliki Lawan

1. As-Shafir

Desisan yang timbul karena suara mengalir dan melewati ruang yang sempit. Ada 3 huruf yang memiliki sifat ini.

ص س ز

2. Al-Qalqalah

Sifat huruf qalqalah adalah timbulnya pantulan suara ketika mengucapkan huruf. Ada 5 huruf yang dibaca memantul ketika sukun.

قَطْبُ جَدٍ

3. Al-Inhiraf

Suara berubah arah karena jalannya terhalang oleh lidah. Ada dua huruf yang memiliki sifat ini.

ل ر

4. At-Takrir

Bergetarnya ujung lidah saat mengucapkan huruf ra’ (ر) disebabkan karena sempitnya makhraj.

5. Al-Lin

Mengeluarkan huruf dari makhrajnya dengan mudah. Huruf lin ada dua. Wau dan ya’ sukun yang didahului fathah. Contoh:

قُرَيْشٍ     خَوْفٌ

6. At-Tafasysyi

Menyebarnya suara syin (ش) dari makhrajnya hingga menyentuh bagian dalam gigi atas dan gigi bawah.  

7. Al-Istithalah

Terdorongnya lidah dari belakang ke depan hingga ujung lidah menyentuh gusi gigi atas ketika mengucapkan huruf dhad (ض).

8. Al-Ghunnah

Sifat huruf ghunnah adalah suara sengau (bindeng) yang keluar dari rongga hidung. Huruf yang memiliki sifat ini adalah

ن   م

Kesimpulan:

Untuk bisa menguasai makhraj dan sifat huruf dengan baik, sebaiknya belajar langsung kepada guru yang bagus bacaannya dan menguasai makhraj dan sifat huruf dengan baik.

Karena dengan belajar langsung, sang guru bisa menjelaskan, mencontohkan dengan benar bagaimana makhraj dan sifat dari masing-masing huruf hijaiyah. Sekaligus bisa mengoreksi jika ada yang salah dari pengucapaan huruf hijaiyah yang kita baca.

Baca juga pembahasan tentang makhraj huruf: Makhraj Huruf Hijaiyah

makhraj huruf hijaiyah

Makhraj Huruf Hijaiyah: Kunci Membaca Alquran [1]

makhraj huruf hijaiyah

Makhraj huruf hijaiyah merupakan bagian terpenting dalam belajar tajwid. Siapa pun yang ingin mempunyai bacaan yang bagus dan sesuai kaidah tajwid harus terlebih dahulu menguasai makhraj huruf hijaiyah.

Karena makhraj huruf hijaiyah ini adalah materi pokok dan pondasi dalam membaca Alquran, maka jangan sampai hal yang mendasar ini diabaikan oleh para pembaca Alquran.

Imam al-Jazari mengatakan:

إِذْ وَاجِـبٌ عَلَيْهِمُ مُـحَتَّمُ      قَبْلَ الشُّـرُوعِ أَوَّلاً أَن يَّـعْـلَـمُوا

مَخَــارِجَ الْحُـرُوفِ وَالصِّفَــاتِ    لِيَلْفِظُـــوا بِأَفْصَـــحِ اللُّغَــــــاتِ

Wajib hukumnya bagi mereka, sebelum memulai membaca (Alquran) untuk mengetahui

Makhraj dan sifat huruf, agar dapat mengucapkan dengan bahasa yang paling fasih

Jadi, siapapun yang memperbagus pengucapan huruf sesuai makhraj dan sifatnya, maka dia telah mengucapkan dengan bahasa yang fasih yaitu Bahasa Arab yang merupakan bahasa Alquran.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi orang yang ingin memperbagus bacaan Alqurannya:

  1. Mengucapkan dengan benar setiap huruf dan disesuaikan dengan makhrajnya, agar tidak tertukar makhraj dengan huruf lainnya, terlebih dengan huruf yang berdekatan dengannya.
  1. Selain mengucapkan huruf sesuai dengan makhrajnya, seorang pembaca Alquran juga harus mengucapkan huruf sesuai sifat yang dimiliki huruf tersebut agar tidak tertukar dengan huruf yang sejenisnya (yang makhrajnya sama).
  1. Ketika sudah bisa mengucapkan huruf sesuai makhraj dan sifatnya huruf per huruf, maka harus diterapkan pula saat huruf tersusun dalam bentuk kata atau kalimat. Dan ketika dalam kondisi tersusun dengan beberapa huruf yang berbeda, tentu lebih sulit dibanding dengan pengucapan huruf per huruf.
  1. Berlatih keras agar lidah dan mulutnya terbiasa dan terasa ringan mengucapkan huruf – huruf hijaiyah yang sesuai dengan makhraj dan sifatnya.

Pengertian Makhraj Huruf Hijaiyah

Secara Bahasa, makhraj adalah tempat keluar atau munculnya sesuatu

Sedangkan secara istilah, makhraj adalah suara yang bersandar/bersumber dari makhraj yang muhaqqaq dan muqaddar

Makhraj Muhaqqaq: yaitu suara yang berasal dari bagian tertentu dari bagian-bagian tenggorokan, lisan atau dua bibir.

Makhraj Muqaddar: yaitu suara yang bukan berasal dari bagian tertentu dari bagian-bagian tenggorokan, lisan atau dua bibir. Tidak berakhir pada titik tertentu, tetapi berakhir dengan berakhirnya udara. Oleh karena itu, kadarnya terkadang kurang dan terkadang lebih.

Yang keluar dari makhraj ini adalah huruf mad yang tiga (alif yang didahului fathah, ya’ sukun didahului kasrah dan wau sukun didahului dhammah).

Bagaimana Mengetahui Makhraj Huruf ?

Berikut adalah langkah-langkah mengetahui makhraj suatu huruf:

  1. Sukun-kan huruf yang ingin diketahui makhrajnya
  1. Dahului huruf sukun tersebut dengan hamzah berharakat
  1. Ucapkan huruf tersebut dan dengarkan suaranya. Di mana suaranya berhenti, disitulah makhraj muhaqqaq-nya. Dan jika suaranya berhenti karena habisnya udara, maka makhrajnya adalah makhraj yang muqaddar (kira-kira). Contoh:

  • Jika kita mengucapkan (أَمْ – أَبْ – أَفْ), makhraj huruf yang disukun adalah makhraj muhaqqaq.
  • Dan jika kita mengucapkan (ءَا – إِيْ – أُوْ), makhraj huruf yang disukun adalah makhraj muqaddar.

Pembagian Huruf Hijaiyah

Para ulama berbeda pandangan tentang berapa jumlah huruf hijaiyah. Ada yang berpendapat huruf hijaiyah itu ada 28 huruf dengan tidak memasukkan alif sebagai huruf tersendiri.

Sedangkan pendapat kedua mengatakan bahwa huruf hijaiyah ada 29 huruf, termasuk alif di dalamnya. Pendapat kedua adalah pendapat jumhur (mayoritas) ulama’.

Jumlah Makhraj

Terdapat perbedaan di antara ulama berkaitan dengan jumlah makhraj huruf, perbedaan tersebut terbagi menjadi tiga pendapat. Namun, pendapat yang akan kita bahas pada artikel ini, hanya pendapat mayoritas ulama saja.

Menurut Khalil bin Ahmad al-Farahidi, Imam al-Jazari yang juga pendapat mayoritas ulama, bahwa secara keseluruhan makhraj huruf ada 17 makhraj (tempat keluar).

Pembagian Makhraj

Makhraj huruf hijaiyah terbagi menjadi dua bagian, yaitu makhraj am (umum/dasar) dan makhraj khas (khusus/cabang).

Pembagian kedua makhraj ini akan kami jelaskan secara singkat.

Makhraj umum adalah makhraj yang terdiri dari satu makhraj khusus atau lebih. Makhraj umum ini terbagi menjadi 5 bagian:

  1. Al-Jauf (rongga tenggorokan dan mulut)
  2. Al-Halq (tenggorokan)
  3. Al-Lisan (lidah)
  4. Asy-Syafataan (dua bibir)
  5. Al-Khaisyum (rongga hidung)

Sedangkan, makhraj khusus atau cabang (khas) yaitu makhraj yang hanya ada satu makhraj saja. Dengan kata lain, makhraj ini tidak memiliki cabang di bawah nya sebagaimana makhraj umum (‘am).

Keluar dari makhraj khusus ini bisa satu huruf atau lebih.

Contoh: al-Halq (tenggorokan) adalah makhraj am, keluar darinya 3 cabang makhraj (yaitu pangkal, tengah dan ujung tenggorokan). Masing-masing makhraj khas (makhraj cabang) tersebut, keluar dua huruf hijaiyah . . . dan begitu seterusnya.

Di awal tulisan ini sudah disebutkan, bahwa makhraj huruf terdiri dari 17 makhraj dalam pandangan jumhur (mayoritas) ulama’. Berikut perincian makhraj huruf:

NoMakhraj AmMakhraj Khas
1Al-Jauf1 makhraj
2Al-Halq3 makhraj
3Al-Lisan10 makhraj
4Asy-Syafataan2 makhraj
5Al-Khaisyum1 makhraj

Sehingga apabila dijumlahkan, makhraj khas berjumlah 17 makhraj.

Pembahasan Makhraj Huruf Hijaiyah

Pada bagian ini, sedikit kami jelaskan dari masing-masing makhraj am dan makhraj khas (yang merupakan bagian dari mahkraj huruf hijaiyah) beserta masing-masing huruf yang keluar dari makhraj-makhraj tersebut.

1. Makhraj al-Jauf

Secara Bahasa al-Jauf memiliki arti rongga, sedangkan secara ilmu tajwid, al-jauf adalah rongga yang masuk di mulut dan tenggorokan.

Huruf hijaiyah yang keluar dari jauf adalah huruf yang berakhir dengan berakhinya udara di mulut dan tenggorokan tanpa menempel pada bagian tertentu di mulut.

Huruf yang keluar dari makhraj ini ada 3 (tiga) huruf:

  1. Alif yang didahului fathah, seperti  تَابَ
  2. Ya’ sukun yang didahului kasrah, seperti  قِيْلَ
  3. Wau sukun yang didahului dhammah, seperti  يَتُوْبُ

2. Makhraj al-Halq

al-Halq atau tenggorokan mempunyai 3 makhraj khas, dan dari masing-masing makhraj khas keluar dua huruf.

  1. Aqsal halq (pangkal tenggorokan); bagian yang paling jauh dari mulut dan paling dekat dengan dada. Keluar dari makhraj ini dua huruf; hamzah (ء) dan ha’ (هـ)
  1. Wasathul halq (tengah tenggorokan); bagian tengah tenggorokan. Keluar dari makhraj ini dua huruf, yaitu: ha’ (ح) dan ain (ع)
  1. Adnal halq (ujung tenggorokan) adalah bagian tenggorokan yang paling dekat dengan mulut. Keluar dari makhraj ini dua huruf, yaitu: kha’ (خ) dan ghain (غ)

3. Makhraj al-Lisan

Pada makhraj al-lisan (lidah) terdapat 10 makhraj khas. Lisan merupakan tempat keluar huruf (makhraj huruf hijaiyah) yang paling banyak di banding dengan makhraj am lainnya.

  1. Pangkal lidah. Tempat keluar huruf qaf (ق)
  1. Pangkal lidah depan qaf. Tempat keluar (makhraj) huruf kaf (ك)
  1. Tengah lidah dan langit-langit tengah. Tempat keluar 3 huruf; jim (ج), syin (ش) dan ya’ (ي)
  1. Sisi lidah dan gigi geraham atas. Tempat keluar huruf dhad (ض)
  1. Ujung lidah dan langit-langit depan (gusi). Tempat keluar huruf lam (ل)
  1. Ujung lidah dan langit-langit depan di bawah lam. Tempat keluar huruf nun (ن)
  1. Ujung lidah dan langit-langit depan di bawah nun. Tempat keluar huruf ra’ (ر)
  1. Ujung lidah dan pangkal gigi atas. Tempat keluar 3 huruf; ta’ (ت), dal (د) dan tha’ (ط).
  1. Ujung lidah dan ujung gigi atas. Tempat keluar 3 huruf; tsa’ (ث), dzal (ذ) dan zha’ (ظ).
  1. Ujung lidah dan gigi bawah. Tempat keluar 3 huruf; sin (س), shad (ص) dan zai (ز).

4. Makhraj asy-Syafataan

asy-Syafataan mempunyai arti dua bibir, yaitu bibir atas dan bibir bawah. Pada makhraj huruf ini terdapat dua makhraj khas.

  1. Bibir atas dan bibir bawah dalam keadaan tertutup. Tempat keluar huruf (makhraj huruf) ba’ (ب) dan mim (م). Sedangkan, bibir atas dan bibir bawah dalam keadaan membulat atau monyong adalah tempat keluar huruf wau (و).
  1. Bibir bawah bagian dalam dengan ujung gigi atas. Tempat keluar huruf fa’ (ف).

5. Makhraj al-Khaisyum

al-Khaisyum sendiri memiliki makna rongga hidung. Pada rongga hidung ini merupakan tempat keluar ghunnah.

Ghunnah adalah suara sengau (bindeng) yang keluar dari rongga hidung dan tidak ada kaitan dengan lisan. Dan ghunnah merupakan suara yang melekat pada huruf nun (ن) dan mim (م).

Demikian pembahasan tentang makhraj huruf. Semoga pembahasan ini bisa membuka wawasan pembaca sehingga lebih faham, bahwa masing-masing huruf hijaiyah mempunyai makhraj (tempat keluar) dan setiap huruf harus diucapkan sesuai dengan makhrajnya masing-masing. Wallahu a’lam bish shawab.

Baca juga: Ilmu Tajwid [Pengertian dan Hukum Penerapannya]

Pembahasan sifat huruf bisa baca di: Sifat Huruf Hijaiyah

Referensi:

  • Taisiirur Rahman fii tajwiidil Qur’an
  • At-Tajwiid al-Mushawwar