Mad thabi’i adalah salah satu bagian penting dan harus diperhatikan dalam membaca Alquran. Mengabaikan mad thabi’i bisa berakibat pada masuknya seorang pembaca pada lahn jaliy (kesalahan jelas) yang mana kesalahan ini bisa berakibat pada perubahan makna. Misal; jika ada bacaan yang harusnya dibaca panjang justru dibaca pendek atau bacaan pendek malah dibaca panjang.
Pembaca sekalian, sebelum kita lebih jauh membahas tentang mad thabi’i, mari kita fahami dulu apa pengertian mad dan apa makna dari kata “thabi’i” itu sendiri. Hal ini bertujuan agar pembaca bisa mengenal lebih baik tentang mad thabi’i.
Pengertian Mad
Mad secara bahasa memiliki arti az-ziyaadah [tambahan]
Sedangkan menurut istilah tajwid, mad adalah memanjangkan suara dengan huruf dari huruf mad dan lin* atau salah satu dari dua huruf lin**.
Huruf mad dan lin adalah
Alif yang didahului fathah
Ya’ sukun yang didahului kasrah
dan Wau sukun yang didahului dhammah.
Dua huruf lin adalah wau sukun yang didahului fathah dan ya’ sukun yang didahului fathah.
Panjang Bacaan Mad
Untuk mengukur panjangnya mad, para ulama menganalogikan panjang atau lamanya suatu bacaan dengan harakat. Harakat adalah durasi (lamanya waktu) ketika mengucapkan suatu huruf; baik itu fathah, kasrah atau pun dhammah. Contoh:
(بَ) dihitung satu harakat
(بَ بَ) dihitung dua harakat
(بَ بَ بَ) dihitung 3 harakat, begitu seterusnya.
Pembagian Mad
Secara garis besar, mad dibagi menjadi dua macam, yaitu mad Ashli (mad thabi’i) dan mad far’i
Mad Thabi’i
Mad thabi’i atau bisa juga disebut dengan mad ashli, adalah mad yang mana setiap huruf yang dibaca panjang tidak bisa terlepas dari mad ini (mad ashli) dan mad yang tidak disebabkan karena hamzah atau sukun.
Yang dimaksud dengan: “setiap huruf yang dibaca panjang tidak bisa terlepas dari mad ini (mad ashli)” adalah bahwa pada dasarnya, setiap huruf yang dibaca panjang adalah mad ashli atau mad thabi’i (jika setelahnya tidak ada hamzah atau sukun).
Mad thabi’i dibaca panjang 2 (dua) harakat. Tidak kurang dan tidak lebih.
Jika kurang dari dua harakat tidak disebut mad thabi’i, dan jika lebih dari dua harakat juga tidak disebut sebagai mad thabi’i
Sebab Penamaan Mad Thabi’i
Sebab dinamakan mad thabi’i adalah karena orang yang mempunyai perangai (tabiat) yang baik, tidak akan menambah atau menguranginya dari dua harakat.
Sedangkan sebab dinamakan mad ashli adalah karena mad ini merupakan asal atau akar dari mad lainnya.
Pembagian Mad Thabi’i
Dari segi letaknya, mad thabi’i dibagi menjadi dua; terletak pada kata yang disebut dengan mad thabi’i kalimi dan yang terdapat pada huruf disebut dengan mad thabi’i harfi
Mad Thabi’i Kalimi
Mad thabi’i artinya mad yang dibaca panjang 2 harakat bukan karena sebab hamzah atau sukun.
Sedangkan kalimi artinya kata
Sehingga mad thabi’i kalimi bisa diartikan mad yang dibaca panjang 2 harakat dan terdapat pada suatu kata. Contoh:
Bacaan panjang (mad) yang terdapat pada ayat di atas adalah mad thabi’i kalimi karena terdapat pada kata.
Mad thabi’i kalimi sendiri terbagi menjadi tiga bagian:
1. Mad yang selalu ada, baik ketika lanjut maupun berhenti. Contoh:
2. Mad yang muncul saat berhenti (waqaf) saja, yaitu setiap kata yang diakhiri dengan fathatain kecuali pada ta’ marbuthah (ta’ bulat).
Mad ini disebut dengan mad Iwadh (bacaan panjang yang menggantikan fathatain yang dihilangkan sebab waqaf) dan dikelompokkan ke dalam mad thabi’i karena dibaca 2 harakat dan dibaca panjang bukan karena hamzah atau sukun. Contoh:
3. Mad yang muncul saat lanjut (washal) saja, yaitu apabila ada ha’ dhamir (kata ganti) yang terletak di antara dua huruf berharakat dan huruf setelahnya bukan hamzah.
Mad ini disebut dengan mad shilah qashirah dan dimasukkan ke dalam kategori mad thabi’i karena dibaca panjang 2 harakat dan tidak disebabkan hamzah atau sukun. Contoh:
Penjelasan lengkap tentang mad shilah qashirah bisa klik di sini
Mad Thabi’i Harfi
Mad thabi’i artinya mad yang dibaca panjang 2 harakat bukan karena sebab hamzah atau sukun.
Sedangkan harfi artinya huruf
Jadi, mad thabi’i harfi adalah mad yang dibaca panjang 2 harakat dan terdapat pada potongan huruf di awal surah. Huruf – huruf tersebut adalah ح , ي , ط , هـ, dan ر yang tergabung ke dalam kalimat (حَيٌّ طَهُرَ) Contoh:
tha’ dan ha’ dibaca panjang 2 harakat (طَا هَا) [mad thabi’i harfi]
ya’ dibaca panjang 2 harakat (يَا سِيْن) [mad thabi’i harfi]
Hukum Mad Thabi’i
Mad thabi’i harus dibaca panjang dua harakat, tidak boleh ditambah dan tidak boleh pula dikurangi.
Syeikh Abdul Fattah al-Murshifiy dalam kitab Hidayatul Qaari mengatakan: “Adapun ukuran panjang mad thabi’i untuk semua jenisnya yang sudah disebutkan di atas dan dalam bentuknya yang berbeda-beda, maka dibaca dengan memanjangkan suaranya dengan kadar 2 harakat saja, dan ini merupakan ijma’ para qurra’ (ulama Alquran) baik itu mad thabi’i yang selalu ada pada saat lanjut dan berhenti, atau mad yang muncul saat berhenti (waqaf) saja, atau mad yang muncul saat lanjut (washal) saja dan diharamkan secara syar’i mengurangi atau menambahi dari ketentuan 2 harakat ini.”
Demikian pembahasan tentang mad thabi’i, semoga bisa memberikan manfaat bagi pembaca dan semoga Allah senantiasa memudahkan dan menuntun kita semua untuk bisa membaca Alquran dengan baik dan benar, dan tidak terjatuh pada kesalahan yang bisa mengakibatkan perubahan makna Alquran.
Baca juga: Sifat Huruf Hijaiyah; Hal yang Harus Dikuasai Pembaca Alquran [2]