Mad wajib muttashil adalah pembahasan pertama dalam pembahasan mad far’i, setelah sebelumnya kita membahas tentang mad thabi’i atau mad yang dikategorikan sebagai mad thabi’i. Sebelum melanjutkan pembahasan tentang mad ini, alangkah baiknya kita bahas terlebih dahulu tentang apa itu mad far’i (karena mad wajib muttashil masuk kategori mad far’i) dan apa saja pembagian hukum bacaan panjang pada mad far’i; seperti wajib, jaiz dan lazim
Pengertian Mad Far’i
Mad artinya panjang.
Far’i secara bahasa artinya “cabang”.
Sedangkan menurut istilah ilmu tajwid, Mad Far’i adalah “bacaan panjang yang melebihi panjang dari mad thabi’i, karena sebab hamzah atau sukun”.
Pembagian Mad Far’i
Sebab mad far’i ada dua; mad yang disebabkan hamzah dan mad yang disebabkan oleh sukun.
Mad far’i yang disebabkan oleh hamzah dibagi menjadi 3 macam:
1. Mad wajib mutthasil 2. Mad jaiz munfashil 3. Mad Badal
Sedangkan Mad far’i yang disebabkan oleh sukun dibagi menjadi 2 macam:
1. Mad aridl lis sukun 2. Mad lazim
Pembagian Hukum Mad Far’i
Hukum mad far’i terbagi menjadi 3 macam; wajib, jaiz dan lazim.
1. Wajib: hanya khusus pada mad wajib muttashil
2. Jaiz: hanya khusus pada mad jaiz munfashil, mad aridl lis sukun dan mad badal
3. Lazim: hanya pada mad lazim dengan semua jenisnya
Catatan:
Penjelasan mengenai ketiga hukum bacaan tersebut akan dijelaskan pada saat pembahasan dari masing-masing mad yang disebutkan di atas.
Mad Wajib Muttashil
Pengertian Mad Wajib Muttashil
Mad secara bahasa artinya adalah tambahan atau bisa juga diartikan panjang.
Wajib artinya “harus”. Jadi, mad ini harus dibaca panjang melebihi mad thabi’I menurut kesepakatan para ulama Alquran.
Muttashil berarti menyambung, yaitu menyambung antara mad dan hamzah di satu kata atau bertemunya mad dengan hamzah di satu kata.
Keterangan:
Yang diberi warna merah adalah mad yang bertemu hanzah di satu kata, sehingga dibaca panjang melebihi bacaan panjang mad thabi’i.
Sebab Penamaan Mad Wajib Muttashil
Berikut adalah penjelasan kenapa mad ini, dinamakan dengan mad wajib muttashil:
Disebut Mad Wajib, karena mad ini dihukumi wajib [harus] dibaca panjang melebihi mad thabi’i menurut kesepakatan para Ulama, hanya saja terjadi perbedaan pada ukuran panjangnya.
Imam al-Jazari mengatakan: saya telah meneliti “adakah mad muttashil yang dibaca panjang 2 harakat” ternyata saya tidak menemukannya, baik menurut qira’ah (bacaan) yang mutawatir maupun yang syadz.
Dinamakan Muttashil, karena mad ini bertemu hamzah di satu kata [menyambung antara mad dan hamzah tanpa jeda].
Panjang Mad Muttashil
Mad Wajib Muttashil dibaca panjang 4 atau 5 harakat [meskipun yang diutamakan dibaca panjang 4 harakat], ketika lanjut; baik hamzah berada di tengah kata atau di ujung kata.
Dan apabila dibaca waqaf (berhenti) sementara hamzah terletak di ujung kata, dibaca panjang 5 atau 6 harakat.
Sebab Mad Muttashil Dibaca Panjang Melebihi Mad Thabi’i
Alasan mengapa mad Wajib Muttashil dibaca panjang 4 atau 5 harakat melebihi panjang mad thabi’i [2 harakat]. Berikut beberapa jawaban yang dikemukakan oleh para Ulama:
1. Hamzah adalah huruf yang berat diucapkan karena memiliki sifat jahr [tidak keluar nafas] dan syiddah [suara tertahan] serta makhrajnya jauh [dari mulut]. Oleh sebab itu panjang bacaan ditambah [lebih dari 2 harakat] agar hamzah dapat diucapkan dengan benar.
2. Karakter huruf mad itu lemah dan samar, sedangkan karakter atau sifat hamzah itu kuat dan berat atau susah diucapkan. Oleh karena itu, mad ini ditambah panjangnya melebihi mad thabi’i untuk menjaga huruf mad agar tidak hilang karena mad memiliki sifat samar [tersembunyi] dan untuk membantu agar hamzah dapat diucapkan dengan benar.
3. Huruf mad itu lemah dan samar, sedangkan huruf hamzah itu kuat dan susah. Maka, penambahan mad bertujuan untuk menguatkan yang lemah ketika berdampingan dengan huruf yang kuat [hamzah].
Tanda Mad Muttashil Dalam Mushaf
Mad Wajib Muttashil mempunyai tanda agar pembaca mengetahui bahwa mad tersebut dibaca lebih panjang dibanding dengan mad thabi’i. Namun, ada perbedaan tanda baca antara mushaf Madinah dengan mushaf Standar Indonesia.
Di bawah ini adalah perbedaan tanda baca mad wajib muttashil di mushaf Madinah dan mushaf Standar Indonesia
Semoga penjelasan kami tentang mad muttashil ini bisa menambah pengetahuan bagi pembaca yang budiman. Dan semoga tulisan ini tidak membuat pembaca merasa cukup tanpa perlu belajar membaca Alquran kepada seorang guru. Yang perlu diketahui adalah bahwa belajar membaca Alquran tetap harus melalui guru. Meskipun pengetahuan tentang teori tajwid sudah sangat dikuasai, belum tentu bacaannya sudah benar. Terkadang panjang nya kelebihan, atau terkadang panjangnya masih kurang. Dan semua itu hanya bisa diketahui ketika belajar di hadapan guru.
Baca Juga: Mad shilah qashirah dan mad shilah thawilah dan juga artikel mad thabi’i; ketentuan bacaan yang tidak boleh diabaikan