idgham bi ghunnah

IDGHAM BI GHUNNAH: PENGERTIAN, SEBAB, DAN CONTOHNYA

Pengertian Idgham Bi Ghunnah

Idgham bighunnah merupakan salah satu hukum tajwid yang penting untuk dipahami dalam membaca Alquran. Secara bahasa, “idgham” berarti memasukkan atau meleburkan, sedangkan “bi” berarti dengan atau disertai, dan “ghunnah” merujuk pada suara sengau yang keluar dari rongga hidung (khaisyum).

Dengan demikian, idgham bighunnah adalah proses meleburkan nun sukun atau tanwin ke huruf berikutnya dengan menambahkan suara sengau (ghunnah) yang ditahan sekitar 2 harakat.

Hukum idgham bighunnah berlaku ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari empat huruf berikut: ya’ (ي), nun (ن), mim (م), atau wau (و). Untuk memudahkan mengingat huruf-huruf ini, digunakan akronim “yanmu” (يَنْمُوْ).

Sebab Terjadinya Idgham Bi Ghunnah

Idgham bi ghunnah terjadi karena adanya kemiripan atau kedekatan sifat antara nun sukun atau tanwin dengan huruf-huruf yang disebutkan di atas. Berikut ini penjelasan lebih rinci mengenai sebab-sebab terjadinya idgham bighunnah:

  1. Nun Sukun atau Tanwin Dilebur ke Ya’

Proses peleburannya disebabkan oleh adanya banyak kesamaan sifat antara huruf nun dengan ya’, seperti sifat jahr (suara terdengar jelas), istifal (suara tidak menebal), dan infitah (tidak ada penutupan atau penghalangan udara).

Selain itu, ya’ memiliki sifat lin (lunak) yang mirip dengan ghunnah dari nun, yang keduanya berasal dari rongga mulut.

2. Nun Sukun atau Tanwin Dilebur ke Nun

Peleburan ini terjadi karena adanya kesamaan huruf, yang disebut at-tamaatsul, di mana huruf yang dilebur memiliki makhraj (tempat keluarnya huruf) dan sifat yang sama, sehingga peleburannya menjadi sempurna.

3. Nun Sukun atau Tanwin Dilebur ke Mim

Kesamaan sifat antara nun dan mim, seperti jahr, tawassuth (pertengahan), istifal, infitah, dan ghunnah, menyebabkan terjadinya idgham.

Kedua huruf ini memiliki karakteristik yang hampir sama sehingga peleburannya terjadi secara alami.

4. Nun Sukun atau Tanwin Dilebur ke Wau

Peleburan ini disebabkan oleh kesamaan sifat antara nun dengan wau, termasuk sifat jahr, istifal, dan infitah.

Wau juga memiliki sifat lin yang mirip dengan ghunnah pada nun, sehingga proses idgham nun sukun ke wau bisa terjadi.

Cara Membaca Idgham Bi Ghunnah

Untuk membaca idgham bighunnah dengan benar, ada beberapa langkah yang harus diperhatikan:

  1. Peleburan Nun Sukun atau Tanwin
    Huruf nun sukun atau tanwin dilebur ke huruf berikutnya (ya’, nun, mim, atau wau) tanpa menghilangkan suara ghunnah.
  2. Penahanan Suara Ghunnah
    Saat meleburkan huruf, ghunnah harus ditahan sekitar 2 harakat. Ghunnah ini adalah suara sengau yang keluar dari rongga hidung, dan merupakan ciri khas dari idgham bighunnah.

Contoh Idgham Bi Ghunnah

Untuk memperjelas pembahasan mengenai idgham ini, berikut ini adalah beberapa contoh penerapan hukum ini dalam bacaan Alquran:

Nun sukun atau tanwin bertemu dengan ya’ (ي): Contoh seperti dalam bacaan berikut di mana nun sukun bertemu dengan ya’.

idgham bi ghunnah

Nun sukun atau tanwin bertemu dengan nun (ن): Contoh seperti dalam bacaan di bawah ini, di mana nun sukun bertemu dengan nun.

idgham bi ghunnah

Nun sukun atau tanwin bertemu dengan mim (م): Contoh seperti dalam bacaan berikut ini di mana nun sukun bertemu dengan mim.

idgham bi ghunnah

Nun sukun atau tanwin bertemu dengan wau (و): Contoh seperti dalam bacaan di bawah ini di mana nun sukun bertemu dengan wau.

idgham bi ghunnah

Idgham bighunnah merupakan salah satu hukum tajwid yang penting dalam menjaga kesempurnaan bacaan Alquran. Memahami dan menerapkan hukum ini dengan benar akan memperindah bacaan serta membantu menjaga kemurnian lafaz yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.


Ingin membaca pembahasan hukum nun sukun yang lengkap? klik di sini.

Dan jika tertarik ingin memperbaiki bacaan Alquran nya (tahsin), bisa klik di sini.

Tempat Belajar Mengaji Untuk Orang Dewasa Terdekat

Tempat Belajar Mengaji Untuk Orang Dewasa Terdekat

Tempat Belajar Mengaji Untuk Orang Dewasa Terdekat

Tempat belajar mengaji untuk orang dewasa terdekat– Lembaga bimbingan Alquran Nubada adalah sebuah lembaga bimbingan Alquran yang konsen terhadap kualitas bacaan peserta, baik peserta dewasa maupun anak-anak.

Nubada tidak menfokuskan belajar mengaji Alquran pada nada atau lagu tertentu. Bacaan Alquran dengan suara atau nada yang indah tetapi tidak sesuai kaidah tajwid, tidak membuat pembacanya terlepas dari kewajiban membaca Alquran dengan benar.

Oleh sebab itu, kurikulum dan buku pengajaran sengaja dirancang dengan praktis, singkat dan sistematis dengan menitikberatkan pada bagaimana peserta bisa membaca Alquran dengan baik dan benar serta dalam waktu yang singkat.

Jika Anda sedang mencari tempat belajar mengaji untuk orang dewasa terdekat dengan Anda yang berdomisili di Jakarta Timur dan Bekasi, Nubada bisa menjadi jawaban yang tepat buat Anda yang ingin belajar mengaji.

Bahkan walaupun Anda tidak berada di lokasi tersebut, Nubada tetap bisa menjadi tempat belajar mengaji untuk orang dewasa terdekat dengan mengikuti kelas jarak jauh melalui zoom. Menggunakan sistem pengajaran dua arah, membuat peserta bisa membaca Alquran dengan singkat –insya Allah-.

Kelas belajar jarak jauh memungkinkan peserta bisa belajar di mana saja. Dan Alhamdulillah peserta kami tersebar di beberapa lokasi di tanah air, bahkan ada yang berasal dari luar negeri seperti Australia dan Amerika.

Kami memang tidak menfokuskan menjadi tempat belajar mengaji untuk orang dewasa saja. Namun, kami siap membantu Anda yang sudah dewasa dan ingin belajar mengaji di tengah kesibukan mencari nafkah.

Program Belajar Di Tempat Belajar Mengaji Untuk Orang Dewasa Terdekat

Program belajar mengaji al Qur’an yang diselenggarakan Nubada disusun secara praktis, singkat dan sistematis serta terstruktur. Di mulai dari tingkat Dasar (sama sekali belum bisa membaca Alquran) hingga pandai membaca Alquran (mahir).

Peserta bisa memulai belajar membaca Alquran sesuai dengan kemampuannya. Program tersebut adalah:

  1. Dasar
  2. Pra Tahsin
  3. Tahsin
  4. Tajwid

Program Dasar Tempat Belajar Mengaji Untuk Orang Dewasa

Bagi mereka yang belum bisa membaca Quran sama sekali bahkan belum mengenal huruf Hijaiyah atau huruf Arab bisa mengikuti kelas ini.

Peserta dewasa yang belum bisa membaca Alquran tidak perlu malu untuk belajar, karena kelas dewasa dipisah dengan kelas anak-anak.

Untuk mempelajari apa yang akan diperoleh peserta yang belajar pada program DASAR DEWASA, baik Online maupun Offline, bisa klik di sini

Program Pra Tahsin

Pra Tahsin merupakan program belajar membaca quran untuk peserta yang sudah bisa membaca Quran, namun masih terbata-bata.

Program ini juga merupakan program lanjutan dari peserta yang sudah dinyatakan lulus dari program Dasar.

Pada program ini, peserta belajar memperlancar bacaan al Quran. Contoh bacaan diambil dari potongan ayat Alquran yang tersusun dari dua kata, sehingga lebih mudah untuk melancarkan bacaan.

Program Tahsin

Pada program ini, peserta akan belajar bagaimana mengucapkan huruf-huruf Hijaiyah dengan benar. Baik dari mengenai makhraj huruf nya maupun mengenai sifat-sifatnya.

Materi lain dari program tahsin adalah tentang bacaan panjang 2 harakat. Materi panjang 2 harakat termasuk materi pokok setelah latihan pengucapan huruf dengan benar.

Karena kesalahan bacaan panjang pendek masih sering terjadi meskipun sudah bisa membaca Alquran dan ini juga termasuk kesalahan fatal. Maka, kami fokuskan perbaikan bacaan setelah pengucapan huruf adalah dengan memperbaiki bacaan panjang pendek peserta yang bergabung di program tahsin ini.

Materi berikutnya adalah materi tentang hamzah washal, kemudian cara membaca nun tasydid dan mim tasydid. Selanjutnya, materi berkaitan dengan nun sukun atau tanwin yang dianggap tidak ada karena bertemu dengan huruf-huruf tertentu. Peserta akan berlatih tentang bacaan yang perlu ditahan dan mana bacaan yang tidak perlu ditahan.

Berikutnya, peserta akan latihan membaca ragam bacaan mad (panjang) lebih dari 2 harakat. Apa saja bacaan yang dibaca panjang 4 atau 5 harakat dan mana saja bacaan yang haruds dibaca panjang 6 harakat.

Selain itu, peserta juga akan belajar membaca mafatihussuwar bagaimana cara membaca huruf-huruf di awal surah secara benar, seperti: يس، كهيعص، حـــم، عسق dll.

Sebelum materi terakhir, peserta akan berlatih bagaimana membaca kata ketika diwaqafkan; apakah dibaca dengan disukunkan atau tetap dibaca panjang.

Materi terakhir dari tingkat tahsin ini adalah peserta akan belajar tentang bacaan di luar kaidah dan bacaan gharib, materi ini tidak bisa dipelajari sendiri, melainkan harus belajar langsung kepada seorang guru. 

Dari semua materi yang dipelajari pada program tahsin di tempat belajar mengaji untuk orang dewasa Nubada, tidak ada satu pun materi tentang teori atau istilah-istilah tajwid. Peserta hanya difokuskan untuk memperbaiki bacaan dengan contoh-contoh bacaan Alquran agar sesuai dengan kaidah tajwid.

Untuk mendaftar dan mempelajari apa saja yang diperoleh saat belajar program TAHSIN DEWASA, baik online maupun offline, bisa klik di sini

Program Tajwid

Ini merupakan program tingkat empat dari rangkaian level belajar mengaji quran di Nubada. Mereka yang sudah lulus mengikuti tes pada program tahsin bisa melanjutkan di program Tajwid.

Pada program ini peserta mulai dikenalkan dengan istilah-istilah dalam ilmu tajwid. Jika pada program sebelumnya peserta fokus pada praktik. Namun, di program tajwid ini mulai diajarkan teori-teori ilmu tajwid. Mulai dari nama makhraj huruf secara detail beserta istilah sifat-sifat hurufnya.

Pada tahapan ini, peserta juga akan belajar tentang tingkatan ghunnah, tingkatan idgham dan nama-nama mad.

Selain itu, peserta juga nantinya akan mempelajari an-Nabr (suara meninggi pada kondisi tertentu) yang penting untuk diketahui oleh para pembelajar Alquran.

Peserta juga akan belajar tentang macam-macam waqaf, tanda waqaf, saktah dan beberapa bacaan penting lainnya yang wajib diketahui.

Untuk informasi bimbingan, bisa menghubungi kami via whatsApp.

mad lazim kalimi mutsaqqal

Mad Lazim Kalimi Mutsaqqal [Pengertian dan Hukum Bacaannya]

mad lazim kalimi mutsaqqal

Mad lazim kalimi mutsaqqal – Mad lazim merupakan mad kedua yang disebabkan oleh sukun setelah mad aridl dan termasuk bagian dari mad far’i. Mad lazim sendiri terbagi menjadi empat bagian dan mad lazim kalimi mutsaqqal termasuk salah satu bagian dari mad lazim. Agar lebih jelas memahami mad lazim, mari kita simak penjelasannya.

Pengertian Mad Lazim

Secara bahasa, mad bisa diartikan dengan “panjang”.

Sedangkan lazim mempunyai arti “selalu” atau “melekat”,

Sedangkan menurut istilah tajwid; pengertian mad lazim adalah “apabila ada sukun asli terletak setelah huruf mad atau setelah huruf lin; di satu kata atau di satu huruf (huruf-huruf di awal surah); baik saat lanjut maupun waqaf (berhenti)”.

Contoh Mad Lazim pada Kata:

mad lazim kalimi mutsaqqal

Contoh Mad Lazim pada Huruf:

Keterangan:

Yang diberi warna merah adalah huruf mad, sedangkan yang diberi warna hijau adalah sukun asli pada kata atau huruf.

Sebab Penamaan Mad Lazim

Sebab dinamakan dengan mad lazim adalah:

Karena sebabnya selalu ada: yaitu sukun, baik dalam kondisi lanjut maupun waqaf. Ada juga yang mengatakan; dinamakan lazim karena panjangnya selalu sama menurut kesepakatan semua ulama; yaitu panjang 6 harakat, baik ketika lanjut maupun waqaf (berhenti).

Panjang Mad Lazim

Hukum bacaan panjang pada mad lazim adalah harus dibaca panjang 6 harakat.

Sebab dibaca panjang karena bertemunya dua sukun, sukun pertama adalah mad dan sukun kedua adalah sukun asli setelah mad.

Huruf mad dibaca panjang 6 harakat sebagai ganti harakat untuk menghindari bertemunya dua sukun.

Pembagian Mad Lazim

Mad lazim dibagi menjadi 2 (dua) bagian; kalimi (pada kata) dan harfi (pada huruf). Kemudian masing-masing dipecah menjadi menjadi dua bagian; mutsaqqal dan mukhaffaf, sehingga apabila diperinci, sebagai berikut:

1. Mad lazim kalimi mutsaqqal.

2. Mad lazim kalimi mukhaffaf.

3. Mad lazim harfi mutsaqqal.

4. Mad lazim harfi mukhaffaf.

Mad Lazim Kalimi Mutsaqqal

Pengertian Mad Lazim Kalimi Mutsaqqal

Yaitu apabila setelah huruf mad terdapat sukun asli yang diidghamkan (ditasydid) di satu kata.

Misal:

mad lazim kalimi mutsaqqal

Mad dibaca panjang 6 harakat dan termasuk mad lazim kalimi mutsaqqal

Sebab Dinamakan Mad Lazim Kalimi Mutsaqqal

Dinamakan mad lazim karena huruf mad bertemu sukun asli

Kata “kalimi” berasal dari kata “kalimah” yang berarti kata. Dinamakan “kalimi” karena berada pada suatu kata (bukan huruf).

Kata “mutsaqqal” mempunyai arti “berat”. Dinamakan “mutsaqqal” karena sukunnya diidghamkan (ditasydid), sehingga lebih berat diucapkan (dibanding sukun biasa).  

Mad Lazim Kalimi Mukhaffaf

Pengertian Mad Lazim Kalimi Mukhaffaf

Yaitu apabila setelah huruf mad terdapat sukun asli yang tidak diidghamkan (tidak ditasydid) di satu kata.

Misal:

mad lazim kalimi mukhaffaf

Mad dibaca panjang 6 harakat  dan termasuk mad lazim kalimi mukhaffaf

Sebab Dinamakan Mad Lazim Kalimi Mukhaffaf

Dinamakan mad lazim karena huruf mad bertemu sukun asli

Kata “kalimi” berasal dari kata “kalimah” yang berarti kata. Dinamakan “kalimi” karena berada pada suatu kata (bukan huruf)

Kata “mukhaffaf” mempunyai arti “ringan”. Dinamakan “mukhaffaf” karena sukunnya tidak diidghamkan (tidak ditasydid), sehingga lebih ringan diucapkan (dibanding tasydid).  

Mad Lazim Harfi Mutsaqqal

Pengertian Mad Lazim Harfi Mutsaqqal

Yaitu apabila ada sukun asli terletak setelah huruf mad atau setelah huruf lin dan diidghamkan (ditasydid) pada suatu huruf (huruf-huruf di awal surah).

Misal:

mad lazim harfi mutsaqqal

Mad dibaca panjang 6 harakat, mim sukun melebur ke mim berharakat setelahnya (idgham mimi) sehingga mim kedua menjadi tasydid dan termasuk mad lazim harfi mutsaqqal

Sebab Dinamakan Mad Lazim Harfi Mutsaqqal

Dinamakan mad lazim karena huruf mad bertemu sukun asli

Kata “harfi” berasal dari kata “harf” yang berarti huruf. Dinamakan “harfi” karena berada pada huruf (huruf-huruf di awal surah)

Kata “mutsaqqal” mempunyai arti “berat”. Dinamakan “mutsaqqal” karena sukunnya diidghamkan (ditasydid), sehingga lebih berat diucapkan (dibanding sukun biasa).  

Mad Lazim Harfi Mukhaffaf

Pengertian Mad Lazim Harfi Mukhaffaf

Yaitu apabila ada sukun asli terletak setelah huruf mad atau setelah huruf lin dan tidak diidghamkan (tidak ditasydid) pada suatu huruf (huruf-huruf di awal surah).

Misal:

mad lazim harfi mukhaffaf

Mad dibaca panjang 6 harakat dan termasuk mad lazim harfi mukhaffaf

Sebab Dinamakan Mad Lazim Harfi Mukhaffaf

Dinamakan mad lazim karena huruf mad bertemu sukun asli

Kata “harfi” berasal dari kata “harf” yang berarti huruf. Dinamakan “harfi” karena berada pada huruf (huruf-huruf di awal surah)

Kata “mukhaffaf” mempunyai arti “ringan”. Dinamakan “mukhaffaf” karena sukunnya tidak diidghamkan (tidak ditasydid), sehingga lebih ringan diucapkan (dibanding tasydid).

Tanda Mad Lazim Dalam Mushaf

Mad lazim mempunyai tanda tertentu, sama seperti mad wajib muttashil, mad jaiz munfashil dan mad shilah thawilah agar pembaca mengetahui bahwa mad tersebut dibaca lebih panjang dibanding dengan mad thabi’i.

Namun, ada perbedaan tanda panjang mad lazim antara mushaf Madinah dengan mushaf Standar Indonesia.

Di bawah ini adalah perbedaan tanda baca mad lazim di mushaf Madinah dan mushaf Standar Indonesia

Kesimpulan

Semua mad lazim; baik itu mad lazim kalimi mutsaqqal, mad lazim kalimi mukhaffaf, mad lazim harfi mutsaqqal dan mad lazim harfi mukhaffaf harus dibaca panjang 6 harakat dan tidak ada perbedaan di kalangan para ulama Alquran berkaitan dengan panjang mad lazim. Semua sepakat bahwa mad lazim harus dibaca panjang 6 harakat.  

Untuk mengetahui panjang 6 harakat ketika membaca mad lazim, harus belajar pada guru yang bagus bacaannya. Hal itu bertujuan, agar sang guru bisa menunjukkan mana panjang bacaan 2 harakat, 4 harakat dan yang 6 harakat.

Demikian, penjelasan tentang mad lazim kalimi mutsaqqal dan contoh-contoh mad lazim lainnya. Semoga penjelasan di atas bisa menambah semangat kita untuk semakin memperhatikan bacaan panjang ketika membaca Alquran.

Apabila ada yang masih kurang jelas, bisa ditanyakan di kolom komentar. wallahu a’lam bis shawab. [Wildan, Lc]

Baca Juga: Mad Jaiz Munfashil [Makna dan Hukum Panjang Bacaannya]